Minggu, 02 Oktober 2016

Tren Kanker Paru Asia Tertinggi di Dunia

Tren kanker paru ternyata mulai menyita perhatian dunia sebagaimana telah dilaporkan oleh DetikHealth diawal Maret tahun ini. Meskipun kasusnya ditemukan hampir di seluruh belahan dunia, namun hasil riset GLOBOCAN terkait Cancer Incindence and Mortality Worldwide 2012 menunjukkan Asia sebagai penyumbang terbesarnya.

Tren Kanker Paru - image source: health.kompas.com

Prof Li Zhang, Professor of Medical Oncology dari Sun Yat Sen University Center Guangzhou menjelaskan, lebih dari separuh kasus kanker paru dunia ditemukan di Asia. Kasus terbanyak ditemukan di Asia Timur. Urutan negara dengan kasus kanker paru tertinggi di Asia adalah Taiwan (47,6 per 100.000 orang); Korea Selatan (44,2 per 100.000 orang); China (36,1 per 100.000 orang); Korea Utara (28;8 per 100.000 orang); dan Jepang (24,6 per 100.000 orang).

Namun bukan berarti kawasan Asia lainnya tidak dihantui penyakit ini. Data GLOBOCAN juga menunjukkan adanya kenaikan tren di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Armenia (35,9 per 100.000 orang); Kazakhstan (27,9 per 100.000 orang); dan Israel (21,2 per orang) tercatat sebagai penyumbang terbesar.

Sedangkan di Asia Tenggara, gambaran trennya hampir mirip dengan di Asia Timur, yaitu lebih merata. Mulai dari Singapura (24,9 per 100.000 orang); Thailand (20,9 per 100.000 orang); Filipina (19,3 per 100.000 orang); Malaysia (17,9 per 100.000 orang) dan tak ketinggalan Indonesia dengan insidensi mencapai 16,3 per 100.000 orang.

Menurut data WHO 2014, insidensi kanker pada pria Indonesia untuk jenis kanker paru-paru mencapai 25.322 orang dengan profil mortilitas sebesar 21,8 persen atau 103.100 orang, dan wanita sebanyak 9.374 orang dengan profil mortilitas 9,1 persen atau 92.200 orang. Sebagian besar disebabkan oleh tingkat konsumsi rokok Indonesia merupakan tiga besar dunia untuk kanker paru akibat kegiatan merokok aktif maupun pasif.

Belum lagi bila penyakit ini tak segera tertangani. Tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan kematian. Dalam kesempatan terpisah, Gerd Stehle, MD, PhD, Vice President Medicine Therapeutic Area Oncology Boehringer Ingelheim mengungkapkan sebagian besar kasus kanker paru yang ditemukan sudah berada pada advanced stage atau stadium lanjut, sehingga peluang hidupnya menjadi kecil.

"20,8 kematian di Asia diakibatkan oleh kanker paru. Itu nomor satu untuk penyebab kematian pria dan nomor dua untuk wanita," imbuh Zhang.

Cancer.org mencatat, kebiasaan merokok masih menjadi faktor risiko teratas dari kanker paru, diikuti oleh paparan asbestos, radon dan polutan udara seperti yang terjadi di China, dan sebagian kecil disebabkan oleh riwayat kanker yang ada dalam keluarga. Namun memiliki riwayat tidak berarti akan membuat seseorang terserang kanker. Hanya saja paparan rokok, baik aktif maupun pasif dapat memperbesar risikonya.

Namun sebagaimana dikatakan oleh Mark Woodward, profesor dari George Insitute for Global Health, , semakin banyak orang-orang di Asia Tenggara yang memiliki banyak uang, pada akhirnya mereka masuk ke pola makan salah dan semakin merubah gaya hidup mereka.

Sebagai contoh, jika Anda memiliki uang lebih, Anda akan mengeluarkan uang membeli makanan cepat saji. Ketika punya mobil, Anda tidak berjalan kaki atau bersepeda ke kantor, tapi mengendarai mobil, dan kemungkinannya Anda juga merokok.

About the Author

Betty Deanira

Author & Editor

Praktisi edukasi keuangan profesional yang bertujuan memberikan pencerahan akan pentingnya kemampuan mengelola pengeluaran dikalangan masyarakat dalam upaya mewujudkan hidup sejahtera.

0 comments :

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *


iklan

 

Copyright © Betty Deanira . All rights reserved. Template by CB Blogger & Templateism.com